Aku Pasrah Di Perkosa Oleh 3 Cewek Cantik

CeritaXxX – Pengalaman ini terjadi sekitar 12 tahun yang lalu. Saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Anton.



Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 3 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J****** yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup baik.

Karena saya berasal dari keluarga sederhana, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B**** yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.

Saya, Erni, Tina, dan Clara memutuskan untuk mendaftar bersama Di kota B. Dari sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Clara dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota.

saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana. Sekalian liburan Ucap kami. Perjalanan ke kota B**** berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B****. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar.

“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,” kataku. “Anton, kamu tidur di sofa aja yah! Kami ber2 ambil ranjangnya!” ucap Tina. “Yah… Curang… kan baru kali ini aku menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..” kata Clara sambil mendorongku ke arah sofa.

Kami semua Duduk di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu capek untuk keluar mencari makan. Erni akan menjumpai kami besok pagi di kota B.

Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu yang lalu. Pilihan universitasnya berbeda. Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya. Erni : Gadis ini pemalu dengan tubuh kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Erni sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain tadi). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya.

Senyumnya manis sekali. Tina: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Erni. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua Pria di sekolahku mengejar nya. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik? Clara : Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volly. Paling enak jadi musuh mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Clara . Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku saat di lapangan.

Clara : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.”
Tina : “Kita main kartu aja yuk”
Anton : “Memangnya bawa?”
Tina : “Bawa kok.
Clara : , ayo dikeluarin. Kita main poker aja.
Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya. Kami pun bermain selama satu jam saat Tina menyeletuk.
Tina : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?”
Anton : “Maksud kamu, Tin?”
Tina : “Strip poker!!”
Anton : “Gila kamu, Tin!”
Tina : “Kaga berani?”
Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Tina.
Clara : “Siapa takut? Berani kok walau ada
Anton !” Pipi saya jadi memerah dan terasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.
Tina : “Berani tidak, Ton? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.
Anton : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”
Tina : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?” Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.
Anton : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Tin?”
Tina : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua setuju.
Anton : “Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?”
Tina : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!”
Clara : “Ok deh. Tapi kasihan Anton dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” Tina : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”
Tina langsung dengan cepat melepaskan BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Clara . BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa bersama.
Tina : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Ton? Kita masing-masing cuma punya 3 modal.”
Anton : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?”
Tina : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!”
Anton : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!”
Tina : “Banyak nanya yah kamu, Ton! Gimana Ra?”
Clara : “Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!”
Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”
Tina : “Ih kamu, Ton…. Mau dong!!” Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!”
Clara dan Tina tertawa terbahak-bahak.
Tina : “Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Ton? Saya hisap kontolnya yah!!”
Clara : “Wah saya juga mau hisap kontol Anton!”
Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. Clara akan kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Clara ingin membuka celananya, tetapi dicegah oleh Tina.
Tina :”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Anton, mau suruh Clara buka apa?” Wow, thanks Tina! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Clara  akan terbuka.
Anton : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” Clara dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya tercengang dengan pemandangan indah yang depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata.
Tina : “Ra.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” Tina menggaet tangan penutup payudara dengan segera. Clara sedikit memberontak sambil memerah wajahnya.
Clara tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. aku pun menelan ludah.
Clara : “Ton, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue.” Clara dan Tina tertawa. Ini membuat Clara jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, kontolku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan kontol yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Tina, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan nafas menunggu kontolku seluruhnya terlihat.
Tina : “Wah sudah keras yah, Ton! Bagus lho bentuknya!”
Anton : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!”rupanya Tina sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan kontolku langsung dipegangnya. Dengan gemas Tina mulai mengocok kontolku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Tina yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.

“Ahh.. Enak banget, Ton! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara Tina, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Tina membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. kontolku yang menjadi lepas dari pegangan Tina, langsung disambut Clara dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum kontolku . Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan kontol menghadap langit. Tina melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Clara kembali mengulum kontolku. Tangan ku pun mulai bergerilya ke vagina Tina yang Basah. Licin. Aku mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Tina pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Clara yang melihat Tina mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku. Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir menjadi 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Clara yang juga sudah sangat basah.
Tangan kiri di vagina Clara , tangan kanan di vagina Tina . Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Clara dan Tina  tidak karuan dibuatnya. Clara berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di kontolku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Tina menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tidak sabar ngak mau tinggal diam. Aku menghampiri Tina dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala kontolku ke vagina Tina . Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini. Tina yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.
Tina  semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Ton” “Terus Ton… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget kontol lu Ton!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Ton… gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Ton..” “Serius lu, Tin? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” “Iya, Ton… Gue pengen ngerasain kontol lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Tina.
“Oww.. pelan-pelan Ton.. Sakit tahu!!” “Ok, Tin.. gue pelan-pelan nih” Pelan-pelan kepala kontol gue mulai terbenam di vagina Tina . Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah? “Tin, udah masuk belom sih?” Tina yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya sih belom deh… tapi terusin aja.” “Lu yakin, Tin? Kayaknya lu kesakitan gitu.” “Terus aja, Ton. Gue pokoknya mau kontol lu di dalam gue.” “Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Tina , akhirnya kontolku masuk juga sepenuhnya.
“Wah.. Tina … kayaknya kontol gue dah masuk semua nih” “Iya.. Ton…” sambil menahan sakit “diam dulu, Ton.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. kontolku terasa banget diremas-remas oleh vagina sempit milik Tina . Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Tina pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya. “Pelan-pelan yah Ton… masih sakit tapi dah mulai enak nih… vagina gue terasa penuh banget diisi kontol lu”
Clara yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?” Clara pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan serius.
“Gila.. gila.. kontol lu beneran masuk ke vaginanya Tina , Ton!” “Iya Ra.. Enak banget vagina Tina .. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku. Tina pun semakin mendesah menggila. “Ahhh… Ohhh…Ahhh…Ohhh…Ton.. gue mau sampe lagi nih” “Barengan Tin.. gue juga mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi. “Ayo.. Ton… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt.. croottt…Tiga kali aku menyemprotkan Spermaku ke rahim Tina . Ahh… ini perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Tina . Clara yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana bereproduksi mulai mendekati kontolku lagi dan menghisapnya dengan lembut. Nafasku yang tersengal-sengal berlahan-lahan menjadi teratur sambil menikmati hisapan- hisapan Clara . Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat kontolku menjadi tegang kembali. “Ton, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”

“Iya, Ra.” Clara  pun mengambil posisi Women On Top dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas kontolku. “Enak banget, Ra” Goyangan lembut Clara membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Clara merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin dech. Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah dari punya Tina . Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. kontolku  langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan kontolku ke vaginanya. “Ton, jangan dimasukkin yah!” “Kenapa Ra? Sudah tidak tahan nih” “Jangan Ton… jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala kontolku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala kontolku di bibir vagina Clara .

“Ah… iya Ton.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Clara mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya. Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan kontolku. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Clara . “OOhhhh… AHhhhh..enak Ton… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.”
Clara mendapatkan orgasmenya yang cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali. Aku melihat Clara mengalami orgasme yang sangat sexy sampai aku terdiam terkesima. Clara cantik sekali…Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta kepada Clara . Tina  yang telah cukup beristirahat dan melihat Clara telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya kontolku dan dikocoknya perlahan. kontolku yang masih belum puas dengan Clara membuat otakku segera beralih ke Tina dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Tina . Lagi pula kontolku bisa coblos ke dalam Tina . Dengan segera kubalikkan Tina  dan kucoba Doggy style di sebelah Clara yang masih terbaring lemas.
Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa diungkap kan dengan kata-kata.. Hanya nikmat.. Walaupun Tina  yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Clara . Clara membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung.

Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Clara , tetapi kontolku sedang menikmati pelayanan Tina , dan Clara tersenyum kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Clara sambil semakin keras menyodok Tina . Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Tina tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Tina bisa menikmati orgasmenya. Clara bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.

“Hisap Ton! Biar lu tambah seru!” Ah.. nikmatnya tetek Clara .. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Clara yang nikmat, goyanganku ke Tina semakin bertambah cepat. “Gila lu Ton, enak banget sih dientot dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Tina pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Clara sambil doggy ke Tina dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku. “Ton enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan kontol ke dalam vagina Tina sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Clara . “Enak yah Ton, isap tetek gue dan ngentot-in Tina ” “Iya Ra!
Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Ton, cabut kontollu. Pegel nih nungging melulu” timpal Tina .

Kucabut kontolku tetapi pandanganku terus menatap mata Clara . Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Clara di kananku, Tina di kiriku. ****** Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk. Tina yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Erni terlihat telah sampai diantar oleh orangtuanya.
“Eh.. Erni” Tina panik “Bokap Nyokap lu mana?” “Tenang Tina , mereka cuma mengantarku aja kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota J.” “Wah… lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.” “Memangnya kenapa Tin? Eh… lu kok kaga pake BH?” “Itu dia Tin.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?” “Gue kasih perawan gue ke Anton!!” “Haahh?? Yang bener lu? Clara juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Anton!!” “Clara belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Anton, cuma belum dimasukin aja.” “Gue jadi horny nih, Tin. Anton di mana? Mau gak yah dia?” “Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak sich.” “Hahahaha…bener juga lu!” “Tuh lihat, Erni. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya.” “Clara mana, Tin? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Anton aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu kontolnya.”
Erni pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga kontolku terbuka dengan leluasa. Aku yang masih tidur tanpa kusadari apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau kontolku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Tina atau Clara sedang mengulum si junior. “Hah? Erni? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak? “mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Ernidengan tidak melepaskan kontolku di mulutnya. “Hahahaha” Tina tertawa geli. “Lanjutin aja Rik, si Anton kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Clara yang mendengar tertawanya Tina , segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Erni sedang mengulum tongkat kenikmatanku. “Eh.. Erni… baru sampe langsung sarapan aja nih” Ucap Clara dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Clara keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Clara memang luar biasa.

Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu. “Anton.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Erni dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Tin?” “Iya Ra.. Ayo Ton.. Puasin Erni.. Perkosa dia.. hahahaha..” “Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” balas Erni. Mendengar jawaban Erni, aku segera beraksi. Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Erni badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Erni dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Erni aku pijat dan remas-remas halus.

Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya sudah keras menjulang ke atas. Pentil yang bagus dan segera kulumat. “Ohh.. enak banget Ton.. terus Ton….aahhh.. ahhh..” Erni Mendesah kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. kontolku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Erni. Wow.. ternyata Erni mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat. Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.

Tapi Clara punya lebih wangi. Ah.. Clara lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Clara dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Erni sambil terus melihat Clara . Clara pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain. “ Ohh…oohhh… enak banget Ton.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..” “Suruh Anton ngentotin elu, Tin…Tin Pelan-pelan yah Ton.. Kemaren gue cukup sakit lho” Tina menghangatkan suasana.
“Iya Ton.. masukin dong buruan.” “Yakin lu, Tin?” Aku bertanya kepada Erni tetapi tatapanku kembali ke Clara . Clara pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Erni. Vagina Erni terlihat sangat imut, karena memang Erni orangnya kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong kontolku ke dalam vagina Erni. Erni yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala kontolku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok. “Siap Erni? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Clara dan Clara pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis. “Iya Ton.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Erni sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Erni dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah. Erni menitikkan air mata menahan sakit. “Lanjut Tin?” “Iya Ton.
Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue” Proses menyetubuhi Erni pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar… masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Erni semakin basah. “Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Erni semakin larut dalam kenikmatan. “Ohh…ooohh…enak… aagghhh.. terus.. Ton.. yang cepat.. Ton!” Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Erni, payudaranya pun semakin hebat tergoncang-goncang. “Bareng yah Erni.. gue juga dah mau nyemprot..” “Ayo Ton.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak…AAARRRHHHH” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Erni memeras semua sperma yang ada di kontolku. Kucabut kontolku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Erni dan Tina terlihat bersebelahan.

Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Clara  menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Clara  tahu karena dia bilang, “Tidak apa-apa Ton. Kita semua memang ingin menikmati kontol lu.” dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra. Tina mengganggu ciuman kami dengan mengambil kontolku dan menghisapnya. Clara mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Tina terus menikmati permainannya di bawah. Clara menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmat banget memek Clara. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Clara tetap hanya meminta digesek-gesek saja.

Tina dan Erni berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam Vaguba mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** Epilog: Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B**** dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.

Dengan Clara, selalu hanya mengesek-gesek. Dengan Erni dan Tina, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin. Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Tina bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Erni bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Clara akhirnya menjadi isteriku.
Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Clara sering mengundang Tina dan Erni untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Tina dan Erni. Anak ketiga Tina dan anak pertama Erni mirip sekali denganku. Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.

0 Response to "Aku Pasrah Di Perkosa Oleh 3 Cewek Cantik"

Post a Comment